Kamis, 23 Juni 2016

Kota Malang dan Makanan Khas





Kota Malang adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 90 km sebelah selatan Surabaya dan merupakan kota terbesar di kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, serta merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia menurut jumlah penduduk. Selain itu, Malang juga merupakan kota terbesar kedua di wilayah Pulau Jawa bagian selatan setelah Bandung. Kota Malang berada di dataran tinggi yang cukup sejuk, dan seluruh wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Malang. Luas wilayah kota Malang adalah 252,10 km2. Bersama dengan Kota Batu dan Kabupaten Malang, Kota Malang merupakan bagian dari kesatuan wilayah yang dikenal dengan Malang Raya (Wilayah Metropolitan Malang). Wilayah Malang Raya yang berpenduduk sekitar 4 juta jiwa, adalah kawasan metropolitan terbesar kedua di Jawa Timur setelah Gerbangkertosusila. Kawasan Malang Raya dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia.
Malang dikenal sebagai salah satu kota tujuan pendidikan terkemuka di Indonesia karena banyak universitas dan politeknik negeri maupun swasta yang terkenal hingga seluruh Indonesia dan menjadi salah satu tujuan pendidikan berada di kota ini, beberapa di antaranya yang paling terkenal adalah Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, dan Universitas Muhammadiyah Malang.
Sebutan lain kota ini adalah kota bunga, dikarenakan pada zaman dahulu Malang dinilai sangat indah dan cantik dengan banyak pohon-pohon dan bunga yang berkembang dan tumbuh dengan indah dan asri. Malang juga dijuluki Parijs van Oost-Java, karena keindahan kotanya bagaikan kota "Paris" di timur Pulau Jawa. Selain itu, Malang juga mendapat julukan Zwitserland van Java karena keindahan kotanya yang dikelilingi pegunungan serta tata kotanya yang rapi, menyamai negara Swiss di Eropa. Malang juga berangsur-angsur dikenal sebagai kota belanja, karena banyaknya mall dan factory outlet yang bertebaran di kota ini. Hal inilah yang menjadikan kota Malang dikenal luas memiliki keunikan, yakni karena kemiripannya dengan Kota Bandung di Provinsi Jawa Barat, di antaranya dari segi geografis, julukan, dan perkembangan kotanya.

Makanan Khas Bakso Malang



Anda pasti sering sekali menikmati salah satu makanan khas Indonesia, khususnya Malang yang berasal dari olahan daging bernama bakso. Dengan kenyalnya pentol dan gurihnya kuah kaldu sapi bening, dicampur mi, bihun, taoge, tahu, terkadang telur dan ditaburi bawang goreng dan seledri sering membuat kita rindu.
Banyak sekali variasi bakso yang dapat Anda nikmati di Malang, mulai dari bakso yang di gerobak sampai yang ada di restoran. Untuk yang di restoran di antaranya ada: Bakso President, Bakso Cak Man, Bakso Horeg, Bakso Damas, Bakso Dong, Bakso Bakar Pahlawan Trip, Bakso Solo, Bakso Cak Kar dan masih banyak tempat makan bakso yang harus Anda coba satu persatu karena setiap tempat memiliki cita rasa yang berbeda-beda. Ada yang unik dengan gorengannya yang tidak bisa Anda dapatkan di tempat lain.
Tapi tahukah Anda bahwa bakso ternyata berakar dari seni kuliner Tionghoa? Ternyata nama bakso berasal dari kata ‘Bak-So’ yang dalam Bahasa Hokkien yang secara harfiah berarti ‘daging giling’. Namun dahulu orang Tionghoa tidak menggunakna daging sapi dalam olahannya, Bakso China biasanya terbuat dari babi atau makanan laut dan warnya agak kecokelatan dan bentuknya tidak bulat sekali. Sedangkan bakso Malang terbuat dari daging sapi, berwarna abu abu dan bentuknya bulat sekali. Bakso China biasanya tidak disajikan dengan kuah melimpah berbeda dengan bakso Malang yang disajikan dengan kuah melimpah.
Pada akhir Dinasti Ming (awal abad ke-17) di Fuzhou, ada seorang pria bernama Meng Bo, tinggal di sebuah desa kecil. Meng Bo dan Ibunya tinggal bersama hingga Meng Bo tumbuh besar dan Ibunya menua. Saat Ibunya semakin menua, ia tak bisa lagi mengkonsumsi daging karena terlalu keras untuknya. Namun Meng Bo mencari cara agar Ibunya bisa makan daging lagi.
Di saat yang sama ketika Meng Bo sedang mencari ide, ia melihat kue yang bernama mochi. Dari sana lah Meng Bo mengolah daging berbentuk bulat. Sejak saat itu lah Ibu Meng Bo bisa menikmati daging lagi dengan rasa yang tidak kalah nikmatnya dengan daging biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar